Agama dan pendidikan adalah dua hal yang berbeda namun keduanya tidak dapat dipisahkan.udAgama dan pendidikan memiliki peran sentral bagi proses pembangunan jatidiri Indonesia sebagaiudsuatu bangsa. Gagasan-gagasan tersebut lahir dari Soedjatmoko dan Abdurrahman Wahid. Keduanyaudmemiliki spirit gagasan yang sama meskipun latar belakang pendidikan, budaya, dan bahkan politik jugaudberbeda. Menelaah keduanya penting karena, bagi peneliti kedua tokoh tersebut selalu menunjukkanudkarakternya yang kuat dengan pemikiran-pemikiran yang genuine meskipun harus melawan arus danudbahkan berhadapan dengan kekuasaan.udGagasan-gagasan kedua tokoh tersebut selalu hadir dalam suatu format yang lebih substantif, tidakudpragmatis. Pada sisi lain, yang sering menjadi perhatian masyarakat adalah peran Soedjatamoko danudAbdurrahman Wahid yang selalu pasang badan untuk dan demi bangsa Indonesia sikap demikian tentuuddidasari oleh suatu pemikiran yang tidak sederhana. Sikap tersebut, di antaranya, sepengetahuan peneliti,udadalah bahwa bangsa sebenarnya hanya merupakan suatu ruang, Soedjatmoko dan Abdurrahman Wahidudberusaha untuk, pertama, memelihara dan bahkan memperbaiki ruang agar subjek yang ada di ruangudbisa tetap eksis, dan kedua, tentu yang paling utama, memelihara dan memperbaiki substansi subjekudyang ada di dalam ruang tersebut. Subjek-subjek tersebut adalah manusia itu sendiri.udUntuk memperbaiki dan mengembangkan manusia dan kemanusiaan hanya dapat dilakukan denganudmemperbaiaki sisi substansi dan sisi eksistensi manusia dan kemanusiaan. Perbaikan sisi substansiudmanusia dan kemanusiaan bangsa Indonesia berarti perbaikan sisi-sisi agama mereka. Perbaikanudsisi eksistensi manusia dan kemanusiaan bangsa Indonesia berarti perbaikan sisi-sisi pendidikan danudkependidikan manusia dan kemanusiaan bangsa Indonesia.udMengapa demikian? Itulah persoalan pokok yang akan dijawab dalam penelitian ini. Dengan studiudkomparatif sebagai metode analisis, penelitian ini menunjukkan bahwa gagasan-gagasan Soedjatmokouddan Abdurrahman Wahid tentang posisi, peran, atau kontribusi agama dan pendidikan dalamudpembangunan bangsa tumbuh dan berdialektik baik secara negative maupun. secara positif. Agamauddan pendidikan berdialektika secara negative dalam konteks pembangunan bangsa ketika agama danudpendidikan dikekang dalam batas-batas yang dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan atas namaudbangsa atau negara. Pada saat yang sama agama dan pendidikan sdapat menjadi modal utama bagiudproses pembangunan masyarakat yang bebas dan berkualitas. Lepas dari kemungkinan sisi negatifudyang dirasakan, pekerjaan yang harus segera dilakukan hari ini adalah justru membuktika peran positifudagama dan pendidikan bagi pembanganan suatu bangsa yaitu dengan menjadi masyarakat dan manusiaudyang dewasa dalam berbangsa. Keduanya sepekat bahwa pendidikan tidak semata dibaca sebagaiudsuatu institusi transformasi ilmu pengetahuan. Pendidikan, bagi keduanya, merupakan pendewasaanudmasyarakat sehingga berkualitas dan memiliki kebebasan untuk berkembang
展开▼